Rainbow Pinwheel - Precision Select CHEMISTRY MAKES A BETTER FUTURE: 2016

Sabtu, 14 Mei 2016

TITRASI ASAM CUKA DALAM CUKA MAKAN 25% MENGGUNAKAN METODE TITRASI ASAM BASA

TITRASI ASAM CUKA DALAM CUKA MAKAN 25 % MENGGUNAKAN METODE TITRASI ASAM BASA



Nama : 
Jennifer (21) 
Jeremy Jason (22)
Jessica Nathania Arunde (23)
Kevin Hendy (24)

Kelas 11 IPA 3 
SMA XAVERIUS 1 JAMBI 
Mei 2016
(Oleh : Jeremy)

KATA PENGANTAR

         Rasa syukur yang sangat mendalam kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat yang diberikan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan laporan pratikum ini dengan baik.
            Laporan pratikum ini dapat kami selesaikan dengan baik, tak lepas dari banyaknya pihak-pihak yang turut membantu. Olehnya itu, dengan segala kerendahan hati, kami ucapkan banyak terima kasih,Terutama kepada guru pembina kami Bu Elizabeth Tjahjadarmawan. Namun, kami pun menyadari bahwa laporan pratikum ini masih jauh dari kesempurnaan. Saran dan kritik dari para pembacalah yang kami harapkan demi perbaikan laporan ini kedepannya.
         Semoga laporan penelitian ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu bagi kita semua.

Jambi ,14 Mei 2016
 (Oleh : Jeremy)
TUJUAN
Tujuan dari laporan pratikum ini adalah untuk menentukan kadar asam cuka dalam cuka makan melalui metode titrasi asam basa  

(Oleh : Jeremy)
MANFAAT
Melalui pratikum ini diperoleh kadar asam cuka dalam cuka makan dengan metode titrasi asam basa.
(Oleh : Jeremy) 



TEORI DASAR

Titrasi merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari reaktan. Titrasi asam basa adalah reaksi penetralan. Titrasi merupakan suatu metode yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis atau ingin diketahui kadarnya atau konsentrasinya. Suatu zat yang akan ditentukan konsentrasinya disebut sebagai “titran” dan biasanya diletakkan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” atau “titrat”  dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titran biasanya berupa larutan.
Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa atau aside alkalimetri, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.
 Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi asam-basa adalah titrasi yang yang melibatkan asam maupun basa sebagai titer (zat yang telah diketahui konsentrasinya) maupun titrant (zat yang akan ditentukan kadarnya) dan berdasarkan reaksi penetralan asam-basa. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang telah diketahui kadarnya, dan sebaliknya, kadar larutan basa dapat diketahui dengan menggunakan larutan asam yang diketahui kadarnya. Titik ekivalen yaitu pH pada saat asam dan basa (titrant dan titer) tepat ekivalen atau secara stoikiometri tepat habis bereaksi.
         Titik akhir titrasi yaitu pH pada saat indikator berubah warna dan saat itu juga titrasi dihentikan. Dalam titrasi ini dipilih indikator PP (fenolflatein) dan BTB (brom timol biru). Pemilihan indikator tergantung pada titik setara (ekivalen) dan titik akhir titrasi. Indikator PP pHnya = 8,3 – 10,0. Pada kondisi asam (pH < 7), indikator PP tidak memberikan perubahan warna, sedangkan pada kondisi basa (pH > 7) indikator PP memberi warna merah muda. Indikator BTB pHnya = 6,0 – 7,6. Pada kondisi asam (pH < 7), indikator BTB memberi warna kuning, sedangkan pada kondisi basa (pH > 7) indikator BTB memberikan warna biru.
(Oleh : Jeremy)


ALAT DAN BAHAN

Alat :
·        Labu Elenmeyer (2 buah)
·        Buret
·        Pipet tetes
·        Tissue
Bahan :
·        Air
·        Cuka Makan 25%
·        NaOH
·        PP
·        BTB


(Oleh : Kevin)

METODE

1.     Foto dan catat cuka botol berkadar 25%.
2.     Ambil 5 ml cuka botol, tambahkan air 95 ml lalu aduk homogen.



3.  Ambil masing-masing 5 ml dari larutan langkah (2) masukan kedalam 2 buah Erlenmeyer.

4.  Tambahkan 3 tetes indikator pp   titrasi dengan NaOH 0,1340M menggunakan pipet tetes (1 tetes = 0.05 ml) secara perlahan dan diaduk homogen. Titrasi hingga warna mencapai TAT (titik akhir titrasi) yaitu warna pink muda yang permanen dan foto saat mencapai TAT.



5.   Catat volume NaOH yang diperlukan (lakukan 2 kali).
6.  Lakukan hal yang sama dengan menggunakan indikator BTB (TAT dicapai saat terjadi perubahan warna dari kuning muda ke hijau muda yang permanen)


7.     Foto dan catat vol NaOH


Agar lebih jelas lagi dapat dilihat di video dibawah

[Oleh : Kevin , Jeremy(video)]

                                                   
BAGAN CARA KERJA


(Oleh : Kevin)

HASIL PRAKTIKUM

(Oleh : Jessica)

  PERHITUNGAN



(oleh : Jennifer)


PEMBAHASAN


            Asam asetat atau asam cuka adalah senyawa kimia organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma pada makanan. Tujuan dari praktek kali ini pada dasarnya untuk mementukan kadar asam cuka dalam cuka makan dengan menggunakan metode titrasi. Pemilihan indikator yang tepat adalah syarat utama saat titrasi. Jika indikator yang digunakan berubah warna pada saat titik ekuivalen, maka titik akhir titrasi akan sama dengan titik ekuivalen. Indikator yang digunakan dalam prakter ini adalah Phenolphtalein (PP) dan Bromo Timol Biru (BTB). Phenolphtalein akan berubah warna menjadi merah muda (pink) dengan trayek pH = 8,2-10,0 dan  Bromo Timol Biru akan berubah warna menjadi hijau muda dengan trayek pH = 6,0-7,6 saat mencapai titik ekuivalen.

            Dari praktek yang telah di lakukan, %yield yang didapat saat mengukur kadar cuka menggunakan indikator PP yaitu 130,48%. Hasil didapat nyatanya memiliki selisih yang jauh dengan label yang tertera pada botol cuka makan, yaitu 25% v/v. Demikian juga dengan kadar asam cuka menggunakan indikator BTB, yaitu 81,472%. Perbedaan % hasil antara penggunaan indikator PP dan BTB dikarenakan perbedaan trayek pH yang dimiliki indikator tersebut.
            Terdapat perbedaan antara %yield dengan kadar asam cuka dalam cuka makan (25%). Hal ini terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, seperti suhu ruangan tempat penelitian, cara pengadukan saat titrasi, cara penetesan titran sehingga menimbulkan besar volume yang beragam setiap tetesnya (dibulatkan menjadi 0,05ml), tingkat kesterilan peneliti dan alat-alat praktek hingga pengaruh gas-gas lain yang bertebaran di udara seperti CO2.

(oleh : Jennifer ,Jessica)


KESIMPULAN

              Berdasarkan hasil titrasi dengan menggunakan titran, NaOH 0,1340M, diperoleh kadar asam cuka dari botol cuka 25% v/v sebanyak 5ml dengan menggunakan indikator PP ialah 32,62%. Sedangkan saat dibandingkan dengan kadar yang tertera pada botol cuka makan (25%) ialah 130,48%.
              Saat menggunakan indikator BTB, diperoleh kadar cuka makan yaitu 20,368% dan ketika dibandingkan dengan kadar sesungguhnya pada botol cuka makan diperoleh hasil 81,472%. Maka dari itu, perbandingan hasil fakta dengan kadar sesungguhnya memiliki selisih nilai yang cukup jauh.

(oleh : Jennifer)

SARAN    

1. Sebelum melakukan penelitian, sebaiknya perhatikan kembali kesetrilan peneliti dan alat-alat yang digunakan guna memperoleh hasil yang lebih akurat.
2. Usahakan cara pengadukan saat titrasi benar-benar homogen demi hasil akhir yang lebih akurat ( perubahan warna)  .
3. Lakukan pengukuran volume larutan dengan lebih teliti.
4. Usahakan tempat penelitian jauh dari area-area yang menyebabkan timbulnya gas-gas lain yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
5. Ambil foto setiap perlakuan dalam penelitian sebagai dokumentasi.

(oleh : Jessica)

PENUTUP


          Demikianlah laporan ini telah kami selesaikan dengan sebagaimana mestinya. Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini. Terkhusus kami mengucapkan terima kasih kepda Ibu Elizabeth Tjahjadarmawan, S.Si, M.Pd selaku guru pembimbing kimia yang telah memepercayakan kami dalam melakukan penelitian dan memampukan kami menyelesaikan laporan ini.
          Namun, laporan ini pun tidak terlepas dari segala keterbatasan dan kesalahan.Untuk itu kami sangat menerima saran dan kritikan dari para pembaca. Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca maupun peneliti selanjutnya.


Jambi, 14 Mei 2016

(oleh : Jessica)

DAFTAR PUSTAKA

Tjahjadarmawan, Elizabeth. 2016. Bernas Kimia Jilid 2. Jogjakarta : Citra Media
https://rizki2812.wordpress.com/2012/04/13/penentuan-kadar-asam-asetat-dalam-asam-cuka/


Penulis laporan : Jennifer, Jessica, Jeremy, Kevin
Foto dan Video : Jeremy

                                                               

Jumat, 15 April 2016

UJI LARUTAN ASAM BASA MENGGUNAKAN INDIKATOR ALAMI BUNGA KAMBOJA PINK

MENENTUKAN TRAYEK PH DAN WARNA DARI INDIKATOR ALAMI BUNGA KAMBOJA PINK






Nama Kelompok :
Jessica Nethania Arunde (23)
Kevin Hendy (24)
Kelas 11 IPA 3
SMA XAVERIUS 1 JAMBI
Jl. Marsda Abdurrahman Saleh no. 19 Jambi
Maret 2016


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Tak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Elizabeth Tjahjadarmawan selaku guru pembimbing kimia kami.
Dalam pembuatan laporan penelitian ini, tak jarang kami menemukan hambatan dalam menggunakan tata bahasa yang baik dan benar. Namun berkat kerja sama yang terjalin baik antar anggota kelompok, kami dapat menyelesaikan laporan penelitian ini dengan hasil yang maksimal. 
Dalam pembuatan laporan penelitian ini, kami menyadari masih adanya kekurangan. Maka dari itu, kami dengan senang hati menerima kritik dan saran dari pembaca sekalian yang terhormat. Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan daerah trayek pH dan perubahan warna indikator alami bunga kamboja pink pada larutan uji asam, netral, dan basa.
MANFAAT
Melalui praktikum ini diperoleh pemahaman bahwa indikator dapat berubah warnanya dalam larutan asam, netral, dan basa sesuai dengan trayek pH nya masing-masing.
TEORI SINGKAT
Indikator adalah asam lemah yang mengalami reaksi kesetimbangan dalam air.
Jika terdapat larutan bersifat basa maka reaksi kesetimbangan bergeser ke kanan dan warna dari indikator akan berubah menjadi warna 2 (In-). Jika larutan bersifat asam maka reaksi akan bergeser ke kiri sehingga indikator akan menunjukkan warna 1 (Hn).
Indikator alami ini dapat dibuat dari baham alam. Bunga yang mengandung pigmen warna dapat dimanfaatkan sebagai indikator alami. Selain itu, rimpang-rimpangan seperti kunti, bahkan kulit buah manggis, ubi, dan buah naga merah pun memiliki sifat sebagai indikator alami dalam menentukan asam basa suatu zat.

METODE
Alat dan Bahan
Alat     :
Ø  pH Meter
Ø  Blender
Ø  Sendok Plastik (10 buah)
Ø  Gelas AQUA (10 buah)
Ø  Label Nama (10 buah)
Bahan :
Ø  Bunga Kamboja Pink (100 gr)


Ø  Etanol 70% (100 ml)
Ø  Air (500 ml)
Ø  Larutan Uji (3 sdm)
o   H3COOH
o   HCl
o   Al2(SO3)4
o   NaCl
o   Air Hujan
o   Indikator
o   Air Mineral
o   Air Deterjen
o   Na2CO3
o   NaOH
CARA KERJA





HASIL PENGAMATAN


Foto larutan uji dengan indikator :


Tabel trayek warna dan pH :













DISKUSI DAN PEMBAHASAN

Indikator alami bunga kamboja pink dapat dijadikan indikator karena mempunyai zat warna yaitu antosianin, dan mampu memberikan perubahan warna secara kontras saat dicampurkan dengan larutan asam maupun basa.
Indikator bunga kamboja pink ternyata lebih sesuai digunakan untuk menguji larutan asam berkaitan dengan pH nya yaitu 5,6. Hal ini juga didasarkan dari trayek pH dan warna yang diperoleh dari hasil eksperimen, dimana terjadi perubahan warna yang kontras dan bervarian antara larutan-larutan asam, yaitu dari pH 3-5. Dari hasil pengamatan, di antara pH 3 (pembulatan 2,7) hingga pH 5 (pembulatan 4,8) terdapat perubahan warna mulai dari warna oranye sampai warna coklat. Atas dasar pengamatan ini, kami simpulkan bahwa trayek  pH indikator alami bunga kamboja pink berkisar antara pH 3-5.
Ekstrak  bunga kamboja pink adalah indikator asam basa yang baik. Hal ini dapat dibuktikan pada saat ekstrak dilarutkan dengan larutan asam terjadi perubahan warna menjadi coklat terang, dan ketika ekstrak dilarutkan dengan larutan basa terjadi perubahan warna menjadi merah kecoklatan (gelap). Pada kenyataannya, ekstrak bunga kamboja pink dapat dijadikan indicator untuk menguji larutan asam maupun basa. Namun sesuai dengan eksperimen yang telah dilakukan, kami menyimpulkan bahwa indicator ini lebih cocok digunakan untuk menguji larutan asam berkaitan dengan perubahan warna dan trayek pH.
Nilai Ka yang diperoleh dari hasil eksperimen adalah 1,99526 x 10-6. Hal ini menunjukkan bahwa indikator alami bunga kamboja pink merupakan asam lemah.


KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum maka dapat disimpulkan :
1. Trayek indikator alami dari bunga kamboja pink menunjukkan perubahan warna dari oranye sampai merah kecoklatan.
2. Trayek pH (perkiraan) sekitar 3-5 yaitu daerah asam.
3. Perkiraan daerah pH :
·        Daerah di bawah pH 3 merupakan daerah asam, dengan warna oranye.
·        Daerah di atas pH 5 merupakan daerah basa, dengan warna merah kecoklatan.
4. Ka yang diperoleh (metode pendekatan) = 1,99526 x 10 -6

SARAN

1. Pada saat melakukan eksperimen, sebaiknya dilakukan secara teliti, hati-hati, dan cepat agar larutan yang akan diuji tidak tercampur dengan kandungan asam-basa dari udara luar.
2. Pada saat melakukan pengukuran dengan pH, diamkan pH-meter dengan agak lama sampai angkanya tidak berubah lagi. Tidak hanya itu, setiap selesai mengukur tingat pH suatu larutan,  jangan lupa untuk   mengelap pH-meter sebelum digunakan pada larutan berikutnya.
3. Perubahan warna hamir tidak tampak sehingga ketelitian sangat diperlukan.
4. Ketelitian juga diperlukan pada saat melakukan perhitungan Ka agar diperoleh hasil eksperimen yang mendekati akurat.




KATA PENUTUP

Demikian laporan ini telah kami selesaikan dengan baik. Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu serta mendukung kami mulai dari kegiatan penelitian sampai dengan pembuatan laporan. Terkhusus kami pun berterima kasih kepada Ibu Elizabeth Tjahjadarmawan, S.Si., M.Pd selaku guru pembimbing kimia kami, yang telah mempercayakan kami untuk melakukan kegiatan penelitian, dan atas bimbingan serta arahannya yang telah membantu kami menyelesaikan kegiatan ini.
Kami mohon maaf apabila masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam laporan ini. Untuk itu, kami pun dengan senang hati mau menerima kritik dan saran yang diberikan pembaca. Semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca serta peneliti berikutnya. Terima kasih.

Jambi, 14 April 2016




DAFTAR PUSTAKA


Tjahjadarmawan, Elizabeth. 2016. Bernas Kimia Jilid 2. Jogjakarta : Citra Media



Penulis, Editor       : Jessica Nethania & Kevin Hendy
Kameramen           : Jessica Nethania

UJI LARUTAN ASAM BASA MENGGUNAKAN INDIKATOR BUNGA TEROMPET UNGU

MENENTUKAN TRAYEK PH DAN WARNA DARI INDIKATOR ALAMI BUNGA TEROMPET UNGU




Nama :
1. Jennifer (21)
2. Jeremy Jason (22)

Kelas 11 IPA 3
SMA XAVERIUS 1 JAMBI
Jl. Marsda Abdurrahman Saleh no. 19 Jambi
Maret 2016



KATA PENGANTAR
  Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga laporan ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari guru pembina kimia kami Ibu Elizabeth Tjahjadarmawan, kami juga mengucap banyak terimakasih untuk teman teman sekelompok kami yang telah membantu dan mensupport kami untuk  menyelesaikan laporan ini.


Jambi, 13 April 2016
TUJUAN
Menentukan daerah trayek pH dan perubahan warna indikator alami pada bunga ungu terompet pada larutan uji asam, netral, dan basa.

MANFAAT
Melalui praktikum ini diperoleh pemahaman bahwa indikator dapat berubah warnanya dalam larutan asam, netral, dan basa sesuai dengan trayek pHnya masing - masing.

TEORI SINGKAT
Indikator adalah asam lemah (HIn) yang terdisosiasi dalam air menurut reaksi :
Jika terdapat larutan bersifat asam maka reaksi bergeser ke kiri sehingga indikator menunjukkan warna 1 [HIn]. Jika larutan bersifat basa maka reaksi kesetimbangan bergeser ke kanan maka warna indikator berubah menjadi warna 2 [In-].
Indikator alami dapat dibuat dari bahan alam. bunga yang mengandung pigmen warna terutama merah, orange, dan ungu dapat dimanfaaatkan sebagai indikator, sebagai contoh yaitu bunga sepatu, mawar, bougenville. asoka, dll. Bunga - bunga yang berwarna merah jingga hingga kuning mengandung zat warna anthosianin yang merupakan senyawa asam organik. Zat warna ini akan berubah menjadi pink jika berada dalam suasana asam, sebaliknya dalam suasana basa akan menunjukkan warna hijau hingga biru. Rimpang - rimpang seperti kunyit mengandung zat warna kuning bahkan kulit buah manggis, ubi, dan buah naga merah pun memiliki sifat sebagai indikator.


METODE

A. Alat dan Bahan


- Bunga Terompet (100 gr)
- Air (550 ml)
- Etanol 70% ( 100 ml)
- Botol Aqua
- Wadah Kaca
- Gelas AQUA (10 buah)
- Sendok Plastik ( 10 buah )
- Larutan uji (masing - masing 3 sdm) :
    • HCl 
    • H3COOH 
    • NaCl 
    • Al2(SO3)4 
    • Air hujan 
    • Indikator 
    • Air mineral 
    • Air deterjen 
    • Na2CO3 
    • NaOH




 







B.Cara kerja
  
 Pembuatan Filtrat ( Indikator )

  1.  Timbang bunga terompet sekitar 100gr, cuci bersih ,tambahkan air 100 ml atau ½ gelas ukuran sedang lalu blender sampai halus.
  2. Masukkan dalam wadah kaca kemudian tambahan air 300ml (1 gelas ukuran sedang) dan 1 botol etanol 70% (100 ml). Diamkan hingga 12 jam dalam kondisi wadah tertutup rapat supaya etanol tidak menguap.
  3. Selanjutnya, disaring menggunakan kain bersih.
  4. Filtrat berupa cairan di masukkan ke botol Aqua tertutup rapat dan hindari dari cahaya matahari.
     Uji larutan asam basa
  1. Isi tiap gelas Aqua dengan 3 sdm larutan indikator ( bunga ungu liar). 
  2. Beri label pada tiap gelas dan urutkan berdasarkan urutan yang telah di beri.


                                       


   
  3. Masukkan larutan uji 3sdm ke tiap gelas indikator sesuai dengan tulisan yang ada pada          label. Lihat perubahan warna yang terjadi, tidak lupa untuk di foto.     
  4. Setelah itu, ukur pH tiap larutan menggunakan alat pengukur derajat keasaman ( pH             meter) . Catat hasil yang tercatat di alat tersebut.

 Video metode kerja 


HASIL PENGAMATAN




TABEL TRAYEK LARUTAN, WARNA , DAN PH




PERHITUNGAN NILAI KA INDIKATOR


                Berdasarkan rumus diatas, terlebih dahulu kita  mencari nilai variabel yang dibutuhkan




DISKUSI DAN PEMBAHASAN
  • Indikator bunga terompet lebih baik digunakan untuk menguji larutan basa. Dapat dikatakan begitu karena berdasarkan trayek pH yang diperoleh dari hasil eksperimen, selisih nilai pH antara netral ke basa lebih besar ( 13,1 - 6,5 = 6,6 ) daripada selisih nilai pH antara netral ke asam ( 6,5 - 2,7 = 3,8 ). Dapat disimpulkan 6,6 > 3,8 dan membuktikan larutan ini lebih bersifat basa.
  • Nilai Ka indikator yang diperoleh adalah 1,9952245 x 10-8 membuktikan bahwa indikator bunga terompet merupakan basa lemah.


KESIMPULAN
  

Berdasarkan hasil praktikum maka dapat disimpulkan :

  1. Trayek indikator alami dari bunga terompet. Menunjukkan perubahan warna = COKLAT MUDA KEKUNINGAN – COKLAT MUDA KEMERAHAN 
  2. Trayek pH (perkiraan) = 5 - 6,8 
  3. Daerah di bawah pH adalah daerah asam ; dengan nilai pH = 2,7 
  4. Daerah di atas pH adalah daerah basa ; dengan nilai pH = 13,1 
  5. Nilai Ka yang diperoleh ( metode pendekatan ) = 1,9952245 x 10-8

SARAN

  1. Mengukur PH harus menggunakan pH meter.
  2. Menghitung Ka dengan teliti agar dapat nilai yang tepat.
  3. Pada saat memasukkan larutan uji coba ke dalam gelas yang berisi indikator sebaiknya ditunggu hingga warna berubah agar lebih akurat.

KATA PENUTUP
      Kami tim peneliti mengucap banyak terimakasih terutama kepada Guru pembina kami Ibu Elizabeth Tjahjahdarmawan,dan juga kepada teman teman kami yang selalu membantu kami dalam pengerjaan tugas ini. Demikian laporan pratikum kami, jika ada kesalahan kata atau terdapat sesuatu yang tidak dipahami, mohon dimaafkan. Semoga laporan ini membantu serta bermanfaat bagi pembaca. Tuhan memberkati.
  
DAFTAR PUSTAKA


Tjahjadarmawan, Elizabeth. 2016. Bernas Kimia Jilid 2. Jogjakarta : Citra Media





Pembuat dan design blog : Jeremy
Penulisan laporan : Jennifer,Jeremy
Kameramen : Jeremy
Editor laporan : Jennifer
Video editor : Jeremy
Picture editor : Jennifer